×

Insiden Ponpes Ambruk Sidoarjo Memakan 13 Korban Jiwa

Insiden Ponpes Ambruk Sidoarjo Memakan 13 Korban Jiwa

Insiden Ponpes Ambruk Sidoarjo Memakan 13 Korban Jiwa

Insiden Ponpes Ambruk Sidoarjo – Pos Mortem Polda Jawa Timur kembali menerima tiga jenazah korban tragedi ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jumat malam, 3 Oktober 2025.

Dengan tambahan ini, total sementara sebanyak 13 jenazah santri telah berhasil ditemukan, dan dievakuasi hingga hari kelima operasi pencarian.

Berdasarkan pantauan di RS Bhayangkara Surabaya, para jenazah dalam kantong keenam tiba sekitar pukul 17.55 WIB di Gedung Kompartemen Dokpol. kemudian disusul jenazah dalam kantong ketujuh pada pukul 18.00 WIB, dan jenazah dalam kantong kedelapan sekitar pukul 18.06 WIB.

Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes M. Khusnan Marzuki, menuturkan setiap jenazah korban ponpes ambruk di Sidoarjo yang masuk ke RS Bhayangkara langsung menjalani prosedur pemeriksaan post mortem.

Proses tersebut meliputi pembersihan, pencatatan kondisi medis maupun ciri-ciri fisik, serta pendataan detail yang nantinya dicocokkan dengan data ante mortem dari keluarga korban.

“Setelah dibersihkan, jenazah kembali dimasukkan ke kantong dan ditempatkan dalam freezer yang telah disiapkan. Selanjutnya, data post mortem dicocokkan dengan data ante mortem milik keluarga,” kata Khusnan.

“Sidik jari merupakan data identifikasi pasti. Jika tidak tersedia, bisa digunakan identifikasi sekunder seperti tanda lahir, pakaian terakhir yang dikenakan, foto terbaru, atau barang pribadi korban. Jika semua opsi itu tidak memungkinkan, maka identifikasi terakhir dilakukan melalui uji DNA,” ujar Khusnan.

RS Bhayangkara Polda Jatim saat ini menjadi pusat utama posko ante mortem dan post mortem tragedi Ponpes Al Khoziny. Di tempat inilah seluruh jenazah korban dievakuasi, diperiksa, dan menunggu proses identifikasi sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.

Ponpes Al-Khoziny
Rajabotak

Baca Juga : Skin Deep: Petualangan Aksi Siluman di Ruang Angkasa

Insiden Ponpes Ambruk Sidoarjo Menyebabkan Mayat Sulit Dikenali

Kepala Bidang Disaster Victim Identification (DVI) Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri Kombes Pol dr Wahyu Hidajati mengakui kesulitan dalam proses identifikasi lima jenazah korban bangunan ambruk Ponpes Al Khoziny Sidoarjo.

Adapun hal ini karena para korban meninggal tersebut mengalami kerusukan sidik jari dan mulai membusuk.

“Dari lima jenazah, anak-anak yang diperiksa ini kan rata-rata usia 12-15 tahun. Sidik jarinya sudah mulai rusak karena sudah mulai membusuk,” kata Wahyu di RS Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, Jumat (3/10/2025).

Menurut dia, metode identifikasi saat ini menggunakan gigi dan pakaian. Namun, hal tersebut tidak memberi hasil maksimal.

Pasalnya, pertumbuhan gigi anak usia belasan tahun hampir sama. Sementara, seragam santri Ponpes Al Khoziny kebanyakan putih dan sarung tanpa ciri khusus.

Wahyu menuturkan, dengan kondisi tersebut, tim DVI menggunakan metode tes DNA sebagai langkah terakhir, di mana hal tersebut memerlukan waktu minimal tiga hari bahkan sampai dua minggu lamanya.

“Langkah terakhir kami tentu ambil semua sampel DNA dari keluarga dan jenazah. Kalau DNA terbukti match, itu sudah tidak terbantahkan lagi. Jadi kita menuju ke sana sambil berkejaran dengan waktu,” kata dia. Temukan beragam promosi menarik hanya di Situs Rajabotak

Post Comment