Tiga Petugas Damkar Surabaya Evakuasi 2 Santri Al Khoziny
Tiga Petugas Damkar Surabaya – 3 anggota regu rescue Dinas Pemadam Kebakaran serta Penyelamatan( DPKP) Kota Surabaya menggambarkan momen- momen dikala mengvakuasi korban reruntuhan Pondok Pesantren Al- Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Para personel mencari dengan waktu, tekanan raga sampai mental dikala berjuang di tengah puing- puing beton demi misi kemanusiaan.
3 petugas Damkar heroik itu merupakan Abdul Aziz, Galang Ferbi dan Elvanio Santoso. Ketiganya membagikan kesaksian menimpa aksi penyelamatan 2 santri, Yusuf serta Haikal, di hari awal kala kejadian itu bermula. Elvanio Santoso menggambarkan kalau aksi penyelamatan dicoba sekira jam 22. 00 Wib.
” Kami tiba dari hari awal, terdengar suara Yusuf. Ia bilang, Pak, terdapat lubang. Tangan aku nampak tidak,” cerita Elvanio di hadapan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Rabu( 15/ 10/ 2025). Sehabis mendengar suara Yusuf, regu lekas menciptakan keberadaanya. Syukur, keadaan Yusuf tidak tergencet puing. Akses evakuasi Yusuf awal mulanya sangat kecil, cuma sebesar botol air mineral. Cuma dapat digunakan buat menyuplai minum serta biskuit. Buat menyelematkan Yusuf, regu wajib memperbesar lubang evakuasi.
Baca Juga : Akibat Korsleting, Mahasiswa Tewas Terpanggang
Tiga Petugas Damkar Bekerja Dengan Loyalitas Tinggi
Oleh sebab itu, grupnya wajib berdiskusi dengan Basarnas serta mulai melaksanakan pengerjaan yang memakan waktu 4 sampai 5 jam. Elvanio bekerja dari jam 22. 00 malam sampai melalui jam 02. 00 dini hari.“ Itu aku telah kehilangan tenaga, kesimpulannya tugas akhir memotong rangka besi beton aku diserahkan sahabat aku, Abdul Aziz hingga kesimpulannya Yusuf sukses dikeluarkan dengan selamat,” cerah Neo biasa dia disapa.
Neo mengakui kalau kejadian Al- Khoziny merupakan peristiwa luar biasa awal yang dia hadapi sepanjang 6 tahun bekerja di DPKP Kota Surabaya.
“ Yang tentu ini jadi kebanggaan tertentu dapat turut berpartisipasi ataupun turut terjun langsung, kita bisa menyelamatkan korban yang terjebak dalam reruntuhan,” ucapnya. Sedangkan itu, Abdul Aziz serta Galang Ferbi, yang bertugas pada hari kedua serta ketiga, memfokuskan upaya penyelamatan buat membuka akses mengarah santri bernama Haikal yang terjepit di reruntuhan.
Regu mengeruk lubang masuk sedalam kurang lebih 5 m. Dikala aksi penyelamatan, tekanan mental regu serasa diuji. Alasannya, tidak hanya mengalami suasana genting dikala memusatkan Haikan, mereka pula mendengar teriakan memohon tolong dari dekat 5 korban lain di sisi yang susah dijangkau.“ Kesimpulannya, kita berupaya memantapkan serta menenangkan para santri kalau mereka hendak lekas diselamatkan,” ucap Aziz menggambarkan upayanya menenangkan para santri. Evakuasi Haikal susah sebab letaknya terhimpit beton, cuma tangan kanannya yang dapat bergerak. Sehabis membobol tanah sepanjang 2 m, dekat jam 12. 00 Wib Haikal mulai berteriak serta mengigau,“ telah jangan mainan itu. Haikal tidak dapat bernapas”.“
Mendengar teriakan tersebut, kita langsung melaksanakan koordinasi dengan regu pasangan serta berinisiatif membagikan suplai oksigen serta minum. Sehabis menemukan suplai oksigen, Haikal kesimpulannya lebih tenang serta evakuasi dapat dilanjutkan,” imbuhnya. Temukan beragam promosi menarik hanya di Situs Rajabotak



Post Comment